Sabtu, 17 Oktober 2015

Asuhan Keperawatan Hipoglikemia Pada Bayi

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Konsentrasi glukosa pada plasma dipertahankan dalam batas yang sempit  pada kebanyakaan orang dan dibutuhkan keseimbangan antara produksi dan penggunaan glukosa untuk mempertahankannya.(1) Glukosa mempunyai peran penting dalam penyediaan sumber energi dalam bentuk glikogen, lemak dan protein. Glukosa menyediakan energi sebesar 38 mol ATP/mol glucose oxidized.(2)

Hipoglikemia merupakan masalah metabolik yang umum pada neonatus. Pada kebanyakan neonatus yang sehat, konsentrasi kadar glukosa darah yang rendah tidak menyebabkan masalah yang serius dan merupakan proses yang normal dari adaptasi metabolisme pada kehidupan ekstrauterin.

Pada anak-anak kadar glukosa darah dibawah 40 mg/dL (2.2 mmol/L) menunjukan keadaan hipoglikemia. Dan pada neonatus kadar plasma glukosa kurang dari 30 mg/dL (1.65 mmol/L) pada 24 jam pertama kehidupan menunjukkan keadaan hipoglokemia.(3,4)

Frekuensi penderita hipoglikemia pada bayi/anak belum diketahui pasti, di Amerika dilaporkan sekitar 14.000 bayi menderita hipoglikemia. Gutber-let dan Cornblath melaporkan frekuensi hipoglikemia 4,4/1000 kelahiran hidup dan 15,5/1000 BBLR. Angka ini berdasarkan 0bservasi bahwa penderita hipoglikemia berjumlah 2-3 anak/1000 anak yang masuk rumah sakit, sedangkan anak yang dirawat berjumlah 80.000/tahun.(5)

Pasien dengan hipoglikemia bisa asimptomatik bisa pula menunjukan gangguan sistem saraf pusat yang berat dan gangguan pada jantung juga paru. Gejala yang paling sering terjadi adalah penurunan kesadaran, kejang, muntah, apatis dan letargi. Keadaan hipoglikemia yang menetap atau berulang pada bayi dan anak mempunyai pengaruh yang besar terhadap perekembangan dan fungsi otak. Terdapat bukti bahwa hipoksemia dan iskemia yang diakibatkan hipoglikemia, menyebabkan kerusakan otak yang mungkin mengganggu perkembangan neurologis secara permanen.(3)

Kelainan pada sekresi hormon, substrate interconversion, dan distribusinya menimbulkan kelainan pada produksi dan penggunaan glukosa, yang dapat memicu keadaan hipoglikemia. Pertahanan terhadap keadaan hipoglikemia diatur oleh nervus otonom dan hormon melalui proses glikogenolisis dan glukoneogenesis mereka sekaligus juga membatasi penggunaan glukosa perifer. Faktor yang meregulasi homeostatis glukosa pada anak dan orang dewasa sebenarnya mirip, tetapi dua aspek dari homeostatis glukosa pada neonatus dan infant itu unik. Pertama adalah transisi cepat dari intrauterine life (ditandai dengan ketergantungan asupan glukosa transplasental) ke extrauterine life (ditandai dengan kemampuan otonom untuk mempertahankan keadaan euglikemia) pada neonatus. Kedua, penggunaan glukosa pada anak-anak yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa dan dua keadaan inilah yang menyebabkan hipoglikemia cenderung terjadi pada neonatus dan infant.(1,2)

Penyebab hipoglikemia pada neonatus sedikit berbeda daripada bayi dan anak-anak. Hiperinsulinisme atau persistent hyperinsulinemic hypoglycemia of infancy (PHHI), adalah penyebab tersering dari hipoglikemia pada 3 bulan pertama kehidupan (ini biasa terjadi pada bayi dengan ibu yang menderita diabetes). Penyebab lainnya mencakup sepsis, syok, inborn error of metabolism, defisiensi hormon, puasa,kelaparan,dll.(5,6)

Hal yang paling penting pada hipoglikemia adalah pencegahannya. Diperlukan usaha dan identifikasi juga tata laksana secara tepat dan cepat dalam menangani hipoglikemia pada neonatus, bayi dan anak-anak.

Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang akan diungkap dalam makalah mengenai asuhan keperawatan pada bayi Hipoglikemia adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Hipoglikemia?
1. Apa penyebab dari Hipoglikemia?
1. Apa macam-macam Hipoglikemia?
1. Bagaimana proses patofisiologis dari Hipoglikemia?
1. Bagaimana Pathway dari Hipoglikemia?
1. Apa manifestasi klinikdari Hipoglikemia?
1. Apa faktor resiko dari Hipoglikemia?
1. Apa Komplikasi dari Hipoglikemia?
1. Apa Pemeriksaan Penunjang untuk Hipoglikermia?
1. Bagaimana penatalaksanaan medis dari Hipoglikemia?
1. Bagaimana proses keperawatan untuk pasien dengan Hipoglikemia?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Pembahasan dalam makalah ini akan dilakukan secara lebih umum dan didapat dari perpaduan berbagai macam saduran sumber. Ada pun ruang lingkup pembahasan tersebut diuraikan sebagai berikut:

1.4 Tujuan Penulisan
Berikut ini adalah tujuan dari penulisan makalah asuhan keperawatan pada bayi hipoglikemia
1.2.1   Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Hipoglikemia?
1.2.2   Menjelaskan apa penyebab dari Hipoglikemia?
1.2.3   Mendeskripsikan macam-macam Hipoglikemia?
1.2.4   Menjelaskan  proses patofisiologis dari Hipoglikemia?
1.2.5   Mendeskripsikan Pathway dari Hipoglikemia?
1.2.6   Menjelaskan manifestasi klinikdari Hipoglikemia?
1.2.7   Mendeskripsikan faktor resiko dari Hipoglikemia?
1.2.8   Mendeskripsikan Komplikasi dari Hipoglikemia?
1.2.9   Menjelaskan Pemeriksaan Penunjang untuk Hipoglikermia?
1.2.10 Menjelaskan penatalaksanaan medis dari Hipoglikemia?
1.2.11 Menjelaskan proses keperawatan untuk pasien dengan Hipoglikemia?

HIPOGLIKEMIA PADA BAYI
DEFINISI
Hipoglikemia adalah kondisi dimana kadar gula menurun. Kadar gula darah dites melalui tes darah yang namanya GDS (gula darah sewaktu). Pada bayi baru lahir, bila mengalami hipoglikemia, akibatnya bisa fatal. Penurunan kadar gula darah yang serius dapat menyebabkan kejang, kerusakan otak, bahkan kematian. Tapi tentunya tidak semua bayi beresiko hipoglikemia.
Populasi yang memiliki resiko tinggi mengalami hipoglikemi adalah :
Diabetes melitus
Parenteral nutrition
Sepsis
Enteral feeding
Corticosteroid therapi
Bayi dengan ibu dengan diabetik
Bayi dengan kecil masa kehamilan
Bayi dengan ibu yang ketergantungan narkotika
Luka bakar
Kanker pankreas
Penyakit Addison’s
Hiperfungsi kelenjar adrenal
Penyakit hati

ETIOLOGI
1.Hipoglikemia biasanya terjadi jika seorang bayi pada saat dilahirkan memiliki cadangan glukosa yang rendah ( yang disimpan dalam bentuk glikogen).
2.Prematuritas
3.Post-maturitas
4.Kelainan fungsi plasenta (ari-ari) selama bayi berada dalam kandungan.
5.Hipoglikemia juga bisa terjadi pada bayi yang memiliki kadar insulin tinggi
bayi yang ibunya menderita diabetes sering kali memiliki kadar insulin yang tinggi karena ibunya memiliki kadar darah yang tinggi, sejumlah besar guladarah ini melewati plasenta dan sampai ke janin selama masa kehamilan akibatnya, janin menghasilkan sejumlah besar insulin,
6.Peningkatan kadar insulin juga ditemukan pada bayi yang menderita penyakit hematolotik berat .
7.Kadar insulin yang tinggi menyebabkan kadar gula darah menurun dengan cepat pada jam-jam pertama kehidupan bayi setelah dilahirkan, dimana aliran gula dari plasenta secara tiba-tiba terhenti.

JENIS – JENIS
Type hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni:
1.Transisi dini neonatus ( early transitional neonatal ) : ukuran bayi yang besar ataupun normal yang mengalami kerusakan sistem produksi pankreas sehingga terjadi hiperinsulin.
2.Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal) : tarjadi jika bayi mengalami malnutrisi sehingga mengalami kekurangan cadangan lemak dan glikogen.
3.Sekunder (Scondary) : sebagai suatu respon stress dari neonatus sehingga terjadi peningkatan metabolisme yang memerlukan banyak cadangan glikogen.
4.Berulang ( Recurrent) : disebabkan oleh adanya kerusakan enzimatis, atau metabolisme insulin terganggu.

PATOFISIOLOGI
1.Hipoglikemi sering terjadi pada  BBLR, karena cadangan glukosa rendah.   Pada ibu DM terjadi transfer glukosa yang berlebihan pada janin sehingga respon insulin juga meningkat pada janin. Saat lahir di mana jalur plasenta terputus maka transfer glukosa berhenti sedangkan respon insulin masih tinggi (transient hiperinsulinism) sehingga terjadi hipoglikemi.
2.Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat bahkan sampai kematian. 
3.Kejadian hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu dengan diabetes melitus.
4.Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir.
5.Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada karena meningkatkan penggunaan cadangan glukosa, misalnya  pada asfiksia, hipotermi, hipertermi, gangguan pernapasan.

TANDA DAN GEJALA
Hipoglikemia simtomatik pada neonatus cenderung terjadi selama 6-12 jam kehidupan. Sering menyertai penyakit-penyakit seperti : distress perinatal, terlambat pemberian minum dan bayi dari ibu DM. Tidak ada perbedaan dalam hal jenis kelamin. Juga termasuk dalam golongan ini ialah bayi dari ibu DM insulin dependen (IDM) dan ibu menderita DM kehamilan (IGDM). Meskipun sebanyak 50% dari IDM dan 25% IGDM mempunyai kadar glukose < 30 mg/dl selama 2-6 jam kehidupan, ke-banyakan tidak memperlihatkan akibat-akibat dari hipoglikemianya. Umumnya sembuh spontan, tetapi sebagian kecil (10-20%) kadar gula tetap rendah. Beberapa di antaranya menunjukkan respons yang balk terhadap suntikan glukagon 300 mikro gram atau 0,3 mg/kgBB im, tidak lebih 1 mg total-nya2

neonatus simtomatik gejalanya tidak khas, misalnya : apati, anoreksia, hipotoni, apnu, sianosis, pernapasan tidak teratur, kesadaran menurun, tremor, kejang tonik/klonik,  menangis tidak normal dan cengeng. Kebanyakan gejala pertama timbul sesudah 24-28 jam kehidupan

Pada Bayi/Anak Gejala-gejala dapat berupa: sakit kepala, nausea, cemas, lapar, gerakan motorik tidak terkoordinasi, pucat, penglihatanb'erkunang-kunang, ketidakpedulian, cengeng, ataksia,strabismus, kejang, malas/lemah, tidak ada perhatian dan gangguan tingkah laku. H bisa disertai atau tidak dengan banyak keringat dan takhikardi. Serangan ulang gejala-gejala tadi dapat terjadi pada waktu-waktu tertentu setiap hari, se- hingga kita harus waspada terhadap kemungkinan hipogli-kemia. Pemeriksaan glukose darah pada saat timbulnya gejala sangat penting untuk menegakan diagnosa.

FAKTOR RESIKO
Bayi yang beresiko adalah:
1. Bayi prematur, atau bayi lewat bulan.
Definisinya adalah bayi yang lahir sebelum usia 36 minggu atau lebih dari 42 minggu. Bayi prematur atau lewat bulan tidak memiliki banyak cadangan glikogen (gula kompleks yang bisa digunakan sewaktu-waktu kalau tubuh butuh glukosa), juga mekanisme produksi gula darah mereka terganggu atau belum berkembang dengan baik.

2.Bayi dari ibu penderita diabetes.
Sejak dalam kandungan, bayi sudah terbiasa mengeluarkan insulin kadar tinggi untuk mengatasi tingginya kadar gula dalam darah ibu. Ketika ia lahir, ia tidak lagi mendapat asupan gula dari ibunya, tetapi mekanisme sekresi hormon insulinnya belum bekerja baik, sehingga kadar gula darah bayi turun secara drastis.

3. Bayi yang ibunya diberikan infus cairan gula dalam jumlah besar selama persalinan.
Mirip seperti bayi dari ibu penderita diabetes, bayi sebelumnya sudah mengeluarkan insulin kadar tinggi untuk mengatasi tingginya kadar gula darah ibu yang diakibatkan oleh pemberian infus cairan gula.


4. Bayi yang terlalu kecil atau terlalu besar dibanding umur kehamilannya.
Bayi yang terlalu kecil juga dikhawatirkan mekanisme produksi gula darahmereka terganggu atau belum berkembang dengan baik. Sementara bayi yang terlalu besar dikhawatirkan mengalami hyperinsulinism (sekresi insulin berlebih), terutama yang memang lahir dari ibu penderita diabetes.

5. Bayi yang stres.
Misalnya mengalami kesulitan pernafasan, tekanan respiratori, atau persalinan yang sulit.

Intinya: bayi normal yang lahir tepat waktu kecil kemungkinan bahkan hampir tidak ada kemungkinan mengalami hipoglikemia.

KOMPLIKASI
Kerusakan otak ,koma ,kematian

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kadar glukosa darah (GD) ,
tes fungsi ginjal ,
tes fungsi hati ,
C- peptide

PENATALAKSANAAN
Pengobatan
Tujuan utama pengobatan hipoglikemia adalah secepat mungkin mengembalikan kadar gula darah kembali normal, menghidari hipoglikemia berulang sampai homeostasis glukosa normal dan mengkoreksi penyakit yang mendasari terjadinya hipoglikemia. Sehingga harus diketahui status klinis dan penyebab hipoglikemia.
Bila pasien tidak ada kelainan neurologik yang mengganggu proses menelan, hipoglikemia simptomatik diberikan karbohidrat oral dengan hasil yang memuaskan dan tidak ada perbedaan bermakna dengan yang diberikan dektrosa intravena. Bila tidak dicurigai intoleransi fruktose herediter dapat diberikan sari jeruk ditambah sukrose (dua sendok teh setiap gelas) biasanya efektif. Bila perlu dapat diberikan dekstrosa 15 – 20 % intravena secara cepat, dengan dosis 0,25 – 0,50 gram/kgBB. Karena dapat terjadi ”rebound” hipoglikemia maka harus dilakukan pemberian rumatan dektrosa 4 – 6 mg/kgBB/menit sampai pasien stabil euglikemia.
Terapi dietetik pada pasien hipoglikemia, tergantung pada penyebabnya, pada pasien dengan penyakit metabolik, hindari bahan spesifik yang dapat menyebabkan hipoglikemia. Pada pasien hipoglikemia ketotik, penyakit ”glycogen storage”, dan penyakit lain yang harus menghindari puasa, harus dihindarkan puasa dalam jangka waktu lama dan disediakan makanan yang berbasis karbohidrat.



Medikemantosa

Pada neonatus, bila hipoglikemia terjadi pada bayi aterm asimptomatik, berikan larutan glukosa atau susu formula, bila memungkinkan minum ASI, bila tidak dapat minum jangan berikan dengan pipa nasogastrik, berikan akses intravena . Terapi pertama yang dianjurkan adalah pemberian infus glukosa intravena 1 gram/kgBB (glukosa 50%, 2 ml/kgBB), diikuti dengan 10 mg/kgBB/menit (glukosa 30%, 50 ml/kgBB/24 jam). Harus diingat, bahwa ini adalah dosis perkiraan, sehingga gula darah harus dipantau terus menerus paling sedikit selama 24 jam setelah gula darah stabil, walaupun umumnya hipoglikemia pada bayi baru lahir sebagian besar transien. Kemudian infus glukosa diturunkan perlahan-lahan sesuai dengan meningkatnya kemampuan minum peroral. Bila glukosa dihentikan secara mendadak mungkin dapat terjadi hipoglikemia berulang. Infus jangka lama dengan glukosa yang kental tersebut dapat menyebabkan komplikasi trombosis dan masukan cairan yang berlebihan, sehingga pemberian cairan juga harus diperhatikan. Bila dengan terapi diatas tidak berhasil, banyak penulis menganjurkan diberikan hidrokortison 5 mg/kgBB/24 jam dalam dosis terbagi, dapat pula diberikan glukagon secara intramukuler 50 ug/kgBB setiap 4 jam karena dapat meningkatkan ensim phosphoenolpyruvate carboxykinase. 

Bila terjadi hipoglikemia akut, diberikan bolus intravena dekstrose 10%, 2,5 ml /kgBB., diikuti dengan pemberian infus intravena sesuai dengan produksi glukosa hepar. Pada bayi, kira-kira 5 – 8 mg/kgBB/menit, pada anak 3 – 5 mg/kgBB/menit. Dengan cara ini dapat mempertahankan kadar glukosa plasma diatas 2,5 mmol/L. Anak dengan hiperinsulinemia, kebutuhannya lebih tinggi. Pengobatan jangka panjang pada anak dengan hipoglikemia bervariasi tergantung etiologinya.

Hipoglikemia ketotik, kelainan “glycogen storage”, defek pada metabolisme asam lemak bebas, dan hiperinsulinisme ringan, hipoglikemia dapat dicegah dengan pemberian makan yang frekuen dengan diet yang di rancang khusus dan dapat diberikan dektrose parenteral yang dapat memberikan respon cepat bila makan kurang adekuat atau problem gastrointestinal atau penyakit yang lain. Untuk defisiensi fructose diphosphatase, hindarkan diet yang mengandung fruktose. Untuk hiperinsulinisme, maka digunakan pendekatan bertahap. Tahap pertama, biasanya dengan pemberian makan yang frekuen. Tahap selanjutnya biasanya diberikan diazoxide (15 – 20 mg/kgBB/hari). Octreotide (25 - 100 ug/kgBB/hari) biasanya merupakan obat pilihan kedua. Nifedipine merupakan “calcium channel blocker”juga dapat digunakan. Pembedahan direkomendasikan bila pengobatan gagal atau dicurigai adanya tumor yang memproduksi insulin. Hormon pertumbuhan dan atau kortisol merupakan pengobatan spesifik untuk anak dengan hipoglikemia dengan hipopituitarisme atau insufisiensi adrenal. Bayi yang lahir prematur dan SGA harus diberikan intravena atau peroral segera setelah lahir untuk mencegah hipoglikemia. 

Untuk pasien hipoglikemia dan diabetes, pengobatan tergantung dari kesadaran penderita, bila pasien dalam keadaan sadar, berikan 15 gram karbohidrat (3 sendok teh gula atau tablet glukosa) melalui mulut. Yang penting adalah harus ditunggu selama 15 menit sesudah pemberian pengobatan awal sebelum dilakukan pemeriksaan gula darah ulangan, karena kemungkinan terjadi pengobatan yang berlebihan yang seringkali malah menyebabkan hiperglikemia. Bila lebih dari satu jam sebelum jadual makan berikutnya diberikan tambahan 15 gram karbohidrat dengan tambahan protein (roti, biskuit, dll) mungkin dapat membantu. Bila kesadaran pasien menurun, maka harus hati-hati terjadi aspirasi, pengobatan tergantung pada keadaan pasien.

Bila dirumah, glukagon intramuskuler merupakan pengobatan pilihan, keluarga atau orang terdekat dengan pasien diabetes yang diberikan insulin harus dapat melakukan hal ini. Bila dirumah sakit, maka diberikan larutan dekstrose 25%. Dekstrose tidak menyebabkan mual dan mutah seperti pada pemberian glukagon. Glukagon harus diberikan bilamana akses intravena mengalami kesulitan. Setelah pengobatan hipoglikemia, maka perlu diperhatikan diet dan pola aktivitas untuk menentukan penyebabnya agar tidak terjadi hipoglikemia berulang. Pengobatan hormonal, diberikan untuk terapi pengganti bilamana defisiensi hormonal, kortisol, hormon pertumbuhan, atau untuk menekan produksi hormon yang berlebihan, yaitu Somatostatin (Octreotide) merupakan obat pilihan kedua, merupakan peptida dengan kerja farmakologik sama dengan somatostatin, dengan menghambat sekresi insulin. Diazoxide merupakan obat anti hipertensi yang dapat menekan sekresi insulin. Nifedipine, merupakan “calcium channel blocker” yang menurunkan sekresi insulin.

Pembedahan
Pembedahan untuk hiperinsulinisme biasanya dilakukan bilamana terapi medikamentosa gagal atau bilamana pasien anak dengan kemungkinan tumor yang memproduksi insulin. Biasanya operasi bayi dengan hipoglikemia hiperinsulinisme menetap pankreas diambil 89 - 95%. Bilamana dengan ini tidak berhasil, maka ditambahkan obat-obatan atau dilakukan pengangkatan pankreas total. Pada anak dengan tumor yang memproduksi insulin, hanya tumor saja yang diangkat.

Dietetik

PROSES KEPERAWATAN
Fokus Pengkajian
Data dasar yang perlu dikaji adalah :
1. Keluhan utama : sering tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan lebih sering hipoglikemi merupakan diagnose sekunder yang menyertai keluhan lain sebelumnya seperti asfiksia, kejang, sepsis.
2. Riwayat :
- ANC
- Perinatal
- Post natal
- Imunisasi
- Diabetes melitus pada orang tua/ keluarga
- Pemakaian parenteral nutrition
- Sepsis
- Enteral feeding
- Pemakaian Corticosteroid therapi
- Ibu yang memakai atau ketergantungan narkotika
- Kanker
3. Data fokus
Data Subyektif:
- Sering masuk dengan keluhan yang tidak jelas
- Keluarga mengeluh bayinya keluar banyaj keringat dingin
- Rasa lapar (bayi sering nangis)
- Nyeri kepala
- Sering menguap
- Irritabel
Data obyektif:
- Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku,
- Hight—pitched cry, lemas, apatis, bingung, cyanosis, apnea, nafas cepat irreguler, keringat dingin, mata berputar-putar, menolak makan dan koma
- Plasma glukosa < 50 gr/%

Diagnose dan Rencana Keperawatan
1. Resiko komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi
Rencana tindakan:
- Cek serum glukosa sebelum dan setelah makan
- Monitor : kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab
- Monitor vital sign
- Monitor kesadaran
- Monitor tanda gugup, irritabilitas
- Lakukan pemberian susu manis peroral 20 cc X 12
- Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi.
- Cek BB setiap hari
- Cek tanda-tanda infeksi
- Hindari terjadinya hipotermi
- Lakukan kolaborasi pemberian Dex 15 % IV
- Lakukan kolaborasi pemberian O2 1 lt – 2 lt /menit
2. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh
Rencana tindakan:
- Lakukan prosedur perawatan tangan sebelum dan setelah tindakan
- Pastikan setiap benda yang dipakai kontak dengan bayi dalam keadaan bersih atau steril
- Cegah kontak dengan petugas atau pihak lain yang menderita infeksi saluran nafas.
- Perhatikan kondisi feces bayi
- Anjurkan keluarga agar mengikuti prosedur septik aseptik.
- Berikan antibiotik sebagai profolaksis sesuai dengan order.
- Lakukan pemeriksaan DL, UL, FL secara teratur.
3. Resiko Ggn Keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peningkatan pengeluaran keringat
- Cek intake dan output
- Berikan cairan sesuai dengan kebutuhan bayi /kg BB/24 jam
- Cek turgor kulit bayi
- Kaji intoleransi minum bayi
- Jika mengisap sudah baik anjurkan pemberian ASI
4. Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan hipoglikemi pada otot
- Bantu pemenihan kebutuhan sehari-hari
- Lakukan fisiotherapi
- Ganti pakaian bayi secara teratur dan atau jika kotor dan basah.

KESIMPULAN
Hipoglikemia merupakan masalah metabolik yang umum pada neonatus, dan keadaan ini bisa disebabkan oleh berbagai macam keadaan seperti inborn error of metabolism, defesiensi hormon, prematuritas, SGA, dan penyakit- penyakit lain seperti sepsis, asfiksia,dll. Hipoglikemia bisa merupakan keadaan yang transien atau yang persisten. Pada hipoglikemia persisten keadaannya lebih sulit dikoreksi dibandingkan dengan yang transien. Pada kebanyakan neonatus yang sehat, konsentrasi kadar glukosa darah yang rendah tidak menyebabkan masalah yang serius dan merupakan proses yang normal dari adaptasi metabolisme pada kehidupan ekstrauterin. Tetapi keadaan ini juga bisa menyebabkan dampak yang buruk apabila tidak diterapi secara benar. Kerena itu hal yang paling penting dari hipoglikemia adalah cara pencegahannya. Dan kita harus dapat mendiagnosa dan memberikan terapi yang cepat dan tepat agar tidak terjadi kerusakan yang lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

1.       Rudolph, Colin D, Rudolph, Abraham M., Hostetter, Margaret K, Lister, George, Siegel, Norman J, et al. 2003. Rudolph's Pediatrics. edisi 21. McGraw-Hill
2.       Sperling MA, Behrman RE, Kliegman RM, et al.2008. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi 18th . Elsevire
3.       Hilary Cranmer,MD. 2007. Pediatric, Hypoglicemia. http://emedicine.medscape.com/article/802334-overview accesed July 2009
4.       Marvin Cornblath, Jane M. Hawdon, et al. 2000. Operational Threshold Controversies Regarding Definition of Neonatal Hypoglycemia: Suggested. http://www.pediatrics.org/cgi/content/full/105/5/1141 accesed July 2009
5.      Makakau. Hipoglikemia Neonatorum. http://makakau.wordpress.com/ accesed July 2009
6.      Kilham, Henry, Isaacs, David. 1999. The New Children's Hospital Handbook Royal Alexandra Hospital for Children Westmead N.S.W. Australia
7.       Lengkong, J.B.2007. SOP Anak. http://www.scribd.com/doc/3029737/SOP-anak accesed July 2009
8.       Oski, McMillan, Julia A, Deangelis, Cathrine, et al. 1999. Oski’s Pediatrics: Principles and Practice. Edisi 3. Lippincott Williams & Wilkins Publishers
9.       Indrasanto, dr. Eriyati, dr. Nani Dharmasetiawani, dr. Rinawati Rohsiswatmo. Hipoglikemia pada Neonatus. Modul Asuhan Neonatal Esensial. USAID Indonesia. 2002.